Better...

Hey, sekarang segalanya telah berubah lebih baik, saat aku berpikir untuk memilih dua keputusan, berakhir atau lanjut. Aku marah besar padanya, aku kesal, amarah ku tak dapat dikendalikan, aku mengeluarkan amarah ku padanya, kita bertengkar, dan aku mengungkapkan apa yg aku inginkan padanya yg tak pernah dia lakukan padaku. Dan akhirnya, keadaan panas mencair menjadi air bening yg dingin mengalir lembut di nurani ku. Kamupun ternyata sedang berusaha menjadi yg aku inginkan. Dan aku.... Cinta padamu.

Lurus...

Malam ini, aku masih membayangkan sepucuk surat darimu yg belum sempat atau aku memang belum mau membacanya. Bukan karena aku tak berani. Tapi karena aku tidak ingin. Hatimu terlalu dingin untuk ku sentuh, tawamu terlalu santai untuk ku gurau, dan aku tidak menemukan sesuatu yg dapat membuat aku nyaman berada didekatmu lagi. Tapi mengapa saat aku bertekad untuk meninggalkanmu. Aku tak bisa. Karena keegoisanku yg tak kuasa membiarkan diri ini sendiri tanpamu. Rasanya sulit. Seperti membohongi dirimu. Dan diriku sendiripun dibohongi oleh aku...